27 Juli 2009

"SULUNK CUP V" Desa Kebonrowopucang


kemarin, hari minggu tepatnya tanggal 26 juli 2009 turnamen Bulutangkis "SULUNK CUP V" tahun 2009 desa Kebonrowopucang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan provinsi Jawa Tengah selesai digelar(lengkap.........).
turnamen ini diseleggarakan guna memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tanggal 17 Agustus, dengan diadakanya turnaemn ini diharapkan muncul bibit-bibit pebulu tangkis yang handal serta membangun rasa kebersamaan dalam masyarakat. Turnamen yang memmperebutkan sejumlah trofi kejuaraan serta uang bimbingan ini diikuti oleh 148 peserta, baik yang masih amatiran sampai yang sudah mahir. Pertandingan ini tidak hanya diikuti oleh
masyarakat sekitar desa kebonrowopucang saja, tapi dari luar desa pun banyak yang mengikuti seperti desa kebonsari, Pegandon, Pangkah, Kalilembu, Wonopringgo dan msih banyak lagi. Dari 148 perserta tadi, panitia membuat beberapa grup yang kemudian menjadi 74 grup yang disusun secara acak oleh panitia.
turnamen ini dimulai minggu 12 Juli 2009 hingga final malam tadi yaitu hari minggu 26 Juli 2009.
sejak awal dimulainya hingga final pertandingan bulutangkis, banyak penonton yang berdatangan untuk segera menonton pertandingan tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa antusias masyarakat yang menonton pertandingang ini sangat besar, karena tidak hanya dari desa penyeleggara saja, banyak penonoton dari luar desa yang juga antusias untuk
menonton pertandingan ini. anak-anak, remaja, orang tua bahkan ada sebagian penonton dari kaum hawa pun yang tidak luput untuk menyaksikan pertandingan.
pada malam final tadi disajikan empat pertandingan, yang terdiri dari empat pasangan yaitu (Heri - Masrur) (Uly - Hamzah)
(Hamdirin - Ipul) ( kasroh-Yanto) yang sudah melalui proses dibabak kualifikasi hingga akhirnya mampu masuk diababak akhir ini.
Keempat pasangan tadi sama-sama berjuang memperebutkan juara pertama.
Pertandingan dimulai Pukul 20.00 WIB hingga selesai. Pertandingan pertama yaitu
pasangan Heri - Masrur melawan Kasroh-Yanto yang akhirnya dimenangkan oleh pasangan Heri Masrur yang kemudian pasangan yang menang tersebut, berhak bertanding di
pertandingan berikutnya yaitu pertandingan final memperebutkan juara I yang dilaksanakan pada malam itu juga, disusul dengan pertandingan kedua yaitu pasangan uly - Hamzah melawan hamdirin Ipul yang akhirnya dimenangkan oleh Pasangan hamdirin - Ipul secara otomatis hamdirin ipul melenggang ke final untuk mghadapi Heri - Masrur.
menegangkan.... mungkin itu kalimat yang pas untuk menggambarakan perasaan penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut..di final, pasangan Heri-masrur yang keduanya merupakan pasangan tuan rumah yaitu desa kebonrowopucang berhadapan oleh pasangan hamdirin - ipul yang berasal dari kalilembu dan pegandon. pertandingan ini sangat menegangkan serta meriah, bagaimana tidak?,dalam pertandingan tersebut mereka salinga menyuguhkan atraksi-atraksi yang memukau yang membuat penonton sekalian senam jantung,saling serang antara kedua pasangan pun tak terelakan, dropshot serta smash saling menghantam pertahanan lawan. hingga akhirnya terjadi Rubberset , sorak sorai penonton pun kian gemuruh mengiringi pertandingan yang dsuguhkan oleh permainan apik mereka, hingga akhirnya tak bisa disangkal Hamdirin - Ipul lah yang menjadi Pemenang dan berhasil membawa uang bimbingan sebesar empat ratus juta eh..... enggak ding, empat ratus ribu rupiah. yang kemudian disusul oleh Heri- masrur dan juara ketiga ditemapati oleh kasroh-Yanto dan uli- hamzah bertengger di urutan keempat.(massun)

14 Mei 2009

jadwal safari maulid 2009 bersama syekh hisyam al- kabbani

Jadwal Safari Maulid dan Zikir bersama Syekh Hisyam Kabbani QS:

26 Mei 2009
20.00-22.00WIB
Zikir dan Tausiyah di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta

27 Mei 2009
20.00-23.00WIB
Maulid Nabi SAW di PPAT Wonopringgo, Pekalongan
bersama K.H.Taufiqurrohman as-Subki

28 Mei 2009
20.00-23.00 WIB
Zikir dan Tausiyah di Zawiyah Erlangga, Semarang

29 Mei 2009
20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di Masjid Agung Surakarta
bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf

30 Mei 2009
20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di Masjid Agung Istiqlal
bersama Habib Hasan bin Ja'far Assegaf dan Majelis Taklim Nurul Musthofa

31 Mei 2009
20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di Pesantren Darus Syifa' Al Fitrat bersama Ust. Ece Supriatna Mubarok dan ulama se Jawa Barat

terimaksih..

17 Maret 2009

coba

13 Maret 2009

jadwal maulid kanzus sholawat 2009

RENCANA KEGIATAN
Maulid Kanzus Sholawat Pekalongan

sumber : WWW.nubatik.org
Sabtu, 21 Maret 2009 dan Ahad, 22 Maret 2009
16.00 - selesai
Khataman Al Quran
Pembacaan Maulid Simthudduror
Makam Habib Thoha bin Yahya
(Cileduk - Cirebon - Jawa Barat)
Senin, 30 Maret 2009
09.00 - selesai : Nikah Masal Gedung "Kanzus Sholawat" Pekalongan
13.30 - selesai
Pawai dengan tema "Panjang Jimat Pekalongan"
Start - Stadiun Kraton - Pkl
Finish - Jl. Dr. Wahidin - Pkl
19.30 - selesai : Pembacaan Rotibul Kubro Makam Habib Hasyim bin Yahya (Sapuro - Pkl)
Selasa, 31 Maret 2009
Gladi Bersih
15.30 - selesai : Pembacaan Dalailul Khoirot Makam Habib Hasyim bin Yahya
(Sapuro - Pkl)
18.00 - 04.30 : Khataman Al Quran
18.30 - 22.00 :
Pengajian rutin Kitab ihya' Ulumuddin
Pembacaan Manaqib
Gedung "Kanzus Sholawat" Pekalongan
22.00 - selesai : Musik Samer/Gambus Depan Gedung "Kanzus Sholawat" Pekalongan
Rabu, 1 April 2009
09.00 - 10.00
Pembacaan Qosidah Simthudduror
Gedung "Kanzus Sholawat" Pekalongan
10.00 - 11.00
Pembacaan Dalailul Khoirot
11.00 - 12.00
Sambutan Presiden Republik Indonesia
12.00 - 12.30
Sholat dhuhur bersama Presiden RI
12.30 - 14.30
Pembacaan Maulid Nabi SAW

PENERAPAN AJARANEKONOMI ISLAM DI INDONESIA

Mubyarto

PENDAHULUAN

Sejak terbitnya buku Max Weber The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism (1904-5) orang yakin adanya hubungan erat antara (ajaran-ajaran) agama dan etika kerja, atau antara penerapan ajaran agama dengan pembangunan ekonomi. Weber memang mulai dengan analis ajaran agama Protestan (dan Katolik), meskipun menjelang akhir hayatnya dibahas pula agama Cina (1915, Taoisme dan Confucianisme), India ( 1916 Hindu dan Budha), dan Yudaisme(1917).

Yang menarik, meskipun Weber merumuskan kesimpulannya setelah mempelajari secara mendalam ajaran-ajaran agama besar di dunia ini, namun berulang kali dijumpai kontradiksi-kontradiksi.

The church did influence people’s attitudes toward the economy but mostly in a negative manner because the economic mentality it furthered was essentially traditionalistic. The church like hierocracy more generally has casually encouraged a ”non-capitalistic and partly anti-capitalistic” (mentality).1)

1) Swedberg, Richard, Max Weber and The Idea of Economic Sociology. Prienceton UP, 1998, up at 112

Dalam ekonomi Islam juga etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya . Namun juga disini banyak keberhasilan ekonomi malahan didasarkan pada penyimpangan ajaran-ajarannya.

ETIKA DAN PERILAKU EKONOMI

Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bible), dan etika ekonomi Yahudi banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Quran. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :

1. Kesatuan (unity)

2. Keseimbangan (equilibrium)

3. Kebebasan (free will)

4 .Tanggungjawab (responsibility)

Manusia sebagai wakil (kalifah)Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi.

SISTEM EKONOMI ISLAM

Sistem ekonomi Islam berbeda dari Kapitalisme,Sosialisme, maupun Negara Kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Kecelakaanlah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (104-2). Orang miskin dalam Islam tidak dihujat sebagai kelompok yang malas dan yang tidak suka menabung atau berinvestasi. Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu” (59:7).

Disejajarkan dengan Sosialisme, Islam berbeda dalam hal kekuasaan negara, yang dalam Sosialisme sangat kuat dan menentukan. Kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam Islam jelas bertentangan dengan ajaran Sosialisme.

Akhirnya ajaran Ekonomi Kesejahteraan (Welfare State) yang berada di tengah-tengah antara Kapitalisme dan Sosialisme memang lebih dekat ke ajaran Islam. Bedanya hanyalah bahwa dalam Islam etika benar-benar dijadikan pedoman perilaku ekonomi sedangkan dalam Welfare State tidak demikian, karena etika Welfare State adalah sekuler yang tidak mengarahkan pada ”integrasi vertikal” antara aspirasi materi dan spiritual (Naqvi,h80)

Demikian dapat disimpulkan bahwa dalam Islam pemenuhan kebutuhan materiil dan spiritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturaan oleh negara, meskipun ada, tidak akan bersifat otoriter.

State intervention, directed primarily at reconciling the possible social conflict between man’s ethical and economic behaviors cannot lead the society onto “road to serfdom” but will guide it gently along the road to human freedom and dignity (Naqvi,1951.h81)

ETIKA BISNIS

Karena etika dijadikan pedoman dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, maka etika bisnis menurut ajaran Islam juga dapat digali langsung dari Al Qur’an dan Hadist Nabi. Misalnya karena adanya larangan riba, maka pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan miliknya, bahkan terhadap buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan dalam sistem ekonomi Islam adalah perusahaan keluarga bukan Perseroan Terbatas yang pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan perusahaan begitu saja pada Direktur atau manager yang digaji. Memang dalam sistem yang demikian tidak ada perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi juga tidak ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.

Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang Islami gaji karyawan dapat diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat bonus jika keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua dapat dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih tinggi dibanding rekan-rekannya yang muda.2)

2) Rodney Wilson, Economics, Ethics and Religion, Macmillan, 1997. h. 211

EKONOMI PANCASILA

Sistem Ekonomi Islam yang dijiwai ajaran-ajaran agama Islam memang dapat diamati berjalan dalam masyarakat-masyarakat kecil di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun dalam perekonomian yang sudah mengglobal dengan persaingan terbuka, bisnis Islam sering terpaksa menerapkan praktek-praktek bisnis yang non Islami. Misalnya, perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang memisahkan kepemilikan dan pengelolaan, dalam proses meningkatkan modal melalui pasar modal (Bursa Efek), sering terpaksa menerima asas-asas sistem kapitalisme yang tidak Islami.

Di Indonesia, meskipun Islam merupakan agama mayoritas, sistem ekonomi Islam secara penuh sulit diterapkan, tetapi Sistem Ekonomi Pancasila yang dapat mencakup warga non Islam kiranya dapat dikembangkan. Merujuk sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, Sistem Ekonomi Pancasila menekankan pada moral Pancasila yang menjunjung tinggi asas keadilan ekonomi dan keadilan sosial seperti halnya sistem ekonomi Islam. Tujuan Sistem Ekonomi Pancasila maupun sistem ekonomi Islam adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang diwujudkan melalui dasar-dasar kemanusiaan dengan cara-cara yang nasionalistik dan demokratis.

PENUTUP

Ajaran agama Islam dalam perilaku ekonomi manusia dan bisnis Indonesia makin mendesak penerapannya bukan saja karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam, tetapi karena makin jelas ajaran moral ini sangat sering tidak dipatuhi. Dengan perkataan lain penyimpangan demi penyimpangan dalam Islam jelas merupakan sumber berbagai permasalahan ekonomi nasional.

Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezkinya datang melimpah ruah dari segenap tempat, tertapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (An Nahl, 16:112).

Dapatkah kiranya ”perumpamaan” ini tidak dianggap sekedar perumpamaan? Jika tidak, firman Allah lain perlu dicamkan benar-benar.

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al Israa, 17:16)


Prof. Dr. Mubyarto : Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM dan Ketua Yayasan Agro Ekonomika

Makalah untuk Shariah Economics Days, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa FE-UI, Jakarta, 19 Februari 2002

DAFTAR PUSTAKA

Lunati, M. Teresa, Ethical Issues in Economics, from Altruism to Cooperation to Equality, St. Marten’s Press, New York, 1997.

Nagvi, Syed Nawab Haider, Ethics and Economics, An Islamic Synthesis, The Islamic Foundation, London, 1981.

Swedberg, Richard, Max Weber and the Idea of Economic Sociology, Princeton UP, Princeton, 1998

Weber, Max, The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism, Charles Scribner’s Sons, New York, 1958

--------------, Economy and Society, University of California, 1978

--------------, General Ecoomic History, Collier Books, 1961

Wilson, Rodney, Economics, Ethics, and Religion, Macmillan, 1997.


dikutip dari: WWW.ekonomirakyat.org